Senin, 18 Oktober 2010

Pahlawan Nasional KontraS Tantang Uji Kelayakan Soeharto

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menantang Pemerintah untuk menguji kelayakan pemberian gelar pahlawan nasional untuk almarhum Jenderal (Purn) HM Soeharto.

Koordinator KontraS Haris Azhar mengatakan, rencana pemberian gelar pahlawan bagi Soeharto telah mengaburkan makna kepahlawanan, yang seharusnya lahir dari kepribadian pahlawan tersebut.

Haris membandingkan Soeharto dengan almarhum Abdurrachman Wahid atau Gus Dur, yang juga sama-sama pernah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. "Tanpa harus menjadi Presiden pun, Gus Dur sudah memberikan kontribusinya kepada masyarakat. Adapun (usulan gelar bagi) Soeharto itu karena jabatannya, bukan karena personality-nya," kata Haris dalam jumpa pers di kantor KontraS, Senin (18/10/2010) siang.

"Kalau dia (Soeharto) berbuat baik selama menjadi presiden, itu sudah sewajarnya bagi seorang presiden," tambahnya.

Haris menambahkan, jabatan presiden yang disandang Soeharto pun masih mengandung tanda tanya besar karena prosesnya dilalui dengan pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia pada 1965.

Pelanggaran itu kemudian terjadi lagi pada era Orde Baru hingga saat-saat menjelang Soeharto lengser dari RI 1. Jutaan orang yang menjadi korban pelanggaran HAM oleh Soeharto akan menolak pemberian gelar tersebut.

"Kalau Pemerintah serius ingin memberikan gelar pahlawan kepada Soeharto, KontraS menantang pemerintah untuk melakukan uji kelayakan nama Soeharto secara nasional. Saya pikir pahlawan nasional bukan dinilai oleh orang-orang di lingkungan istana saja, tapi tanyakan kepada 240 juta penduduk di Indonesia," tegas Haris.

Selasa, 22 Juni 2010

Sepak Bola Global


Dalam sejarah, Brasil pernah dijuluki ”mistikus bola”. Dulu pemain-pemain Brasil tak bermain berdasarkan dogma, tata tertib, dan aturan bola yang kaku dan klise. Mereka bermain bola dengan cinta yang berasal dari hatinya dan membelai bola dengan cinta yang mengalir di kaki, kepala, dan dada mereka.

Mereka dan bola menyatu dalam cinta. Tak ada yang dapat memisahkan cinta itu, juga kegagalan atau kekalahan. Oleh karena itu, mereka bermain bola dengan gembira dan tak hanya menargetkan kemenangan semata-mata. Ternyata cinta dan kegembiraan bermain bola sering memperolehkan kemenangan bagi mereka.

Begitulah sepak bola Brasil pada tahun tujuh puluhan. Di kaki pemain-pemain mereka, seperti Pele, Jairzinho, Tostao, dan Rivelino, bola melekat serta kemudian menggelinding seperti air yang maunya hanya mengalir dan mengalir. Pele dan kawan-kawannya seakan telah membebaskan bola dari segala dogma yang membelenggunya.

Apa yang dibuat Pele dan teman-temannya terus dilanjutkan oleh pemain Brasil pada tahun delapan puluhan. Muncullah nama-nama, seperti Zico, Cerezo, Falcao, dan Socrates. Dengan bola, mereka bermain ibarat menari samba di lapangan tengah. Itulah saat romantisme sepak bola Brasil. Kata Socrates, ”Saat itu, dengan bola, kami menyatakan perasaan kami.”

Socrates memang bermain bola dengan tidak netral. Ia bermain bola dengan membawakan perasaan rakyat Brasil. Socrates sendiri dikenal bukan sekadar pemain bola, tetapi juga aktivis politik. Ia berusaha untuk tak memisahkan antara bola dan perjuangan demokrasi. Sebagai pemain klub Corinthians Sao Paulo, ia berjuang agar demokrasi juga ditegakkan dalam dunia bola.

Maka ia menentang politik ”Keamanan dan Ketertiban”, yang diagul-agulkan rezim pengurus Corinthians yang pada waktu itu sangat otoriter, oportunis, dan paternalistis. Bersama rekan-rekannya, ia ingin agar terjadi demokratisasi dalam hal relasi di antara klub, fans, pemain, dan pelatih.

”Entah menang entah kalah, pokoknya harus selalu dengan demokrasi,” begitulah bunyi slogan Corinthians pada waktu itu. Dan Socrates sendiri bilang, ”Saya berjuang untuk kebebasan, respek terhadap manusia, kesetaraan, hak bicara yang tak dibatasi, dan demokrasi yang profesional.” Sebagai pemain bola, ia bertekad untuk membela dan memperjuangkan nilai-nilai itu dalam permainan yang menghibur, menggembirakan, dan menyenangkan.

Ternyata pada zaman Socrates, sepak bola tidaklah netral. Sepak bola memihak nilai-nilai yang menjadi ciri khas dan pilihan masyarakatnya pada waktu itu. Kini tampaknya sepak bola yang memihak nilai itu perlahan-lahan punah dan menjadi netral semata-mata.

Dalam Piala Dunia 2010 ini, Brasil sendiri dituduh telah mengkhianati ciri khasnya. Tak ada cinta akan bola pada diri mereka. Yang ada hanyalah target kemenangan semata-mata. Mantan Pelatih Brasil Carlos Alberto Torres mengamati, ”Selecao” di bawah Dunga tak lagi bermain dengan etos permainan Brasil, tetapi dengan etos pertahanan yang rapat terkunci dan serangan balik.

Brasil memang telah mengalahkan Korea Utara, 2-1. Namun, mereka bermain dengan apa adanya, tanpa kesegaran dan gairah. Brasil seperti sayur yang sedang layu. Mereka mengalahkan lagi Pantai Gading, 3-1. Namun, kemenangan tidak mereka peroleh dengan sihir bola yang magis, tetapi bertempur dengan rasa takut terhadap lawan, sampai akhirnya mereka larut dalam permainan yang keras.

Dalam Piala Dunia kali ini, tak hanya Brasil yang kehilangan identitasnya. Belanda pun menderita yang sama. Belanda tak memainkan lagi total football-nya. Mereka hanya bermain efisien saja. ”Kesebelasan ’Oranje’ memang tak bermain dengan baik, tetapi memperoleh hasil yang baik, “ kata Lothar Matthaeus. ”Belanda bermain dengan cara Jerman,” tambahnya.

Menurut komentator bola, Roland Zorn, Piala Dunia 2010 ini telah menjungkirbalikkan asumsi yang hidup selama ini. Belanda bermain seperti Jerman. Adapun Jerman sendiri menderita kekalahan pada saat awal, persis seperti sering dialami Belanda pada masa lalu. Di luar dugaan, Argentina malah menyulap bola, seperti yang biasa dikerjakan Brasil. Sementara Brasil malah membela gawangnya dengan sistem pertahanan yang khas Italia saat Italia berjaya dengan catenaccio-nya.

Inggris dan Perancis seperti tak lagi mengenal siapa diri mereka. Mereka seperti pemain drama yang ketika tampil di panggung akbar lupa akan teks yang telah dihafalkannya. Dan pemain-pemain Afrika tak lagi menghayati permainan bola seperti anak-anak manusia yang bermain dengan bebas dan gembira.

Dengan sedikit nuansa perbedaan yang nyaris tak kelihatan, tim-tim dunia itu menampilkan permainan yang netral dan nyaris sama: tak memihak suatu nilai, tak mempunyai identitas, tak indah, membosankan, dan asal menang.

Sesungguhnya dengan memilih Afrika Selatan, FIFA mengharapkan sepak bola akan menampilkan warnanya yang lokal, khususnya bagi kesebelasan Afrika sendiri. Namun, ternyata yang tampak adalah sepak bola yang nyaris sama: sepak bola global. Jangan-jangan dalam bola pun kini ikut terkutuk oleh ramalan John Naisbitt: Makin lokal, dan makin global.

Kamis, 17 Juni 2010

Piala Dunia 2010: Giliran Kiper Argentina Sergio Romero Keluhkan Vuvuzela

Benteng terakhir Argentina Sergio Romero, mendukung keluhan Lionel Messi yang mengatakan suara bising yang keluar dari vuvuzela telah mengganggu komunikasi para pemain yang beraksi di tengah lapangan. Diwartakan Sport, kiper berusia 23 tahun milik AZ Alkmaar itu mengaku mengalami kesulitan menjalin komunikasi dengan rekan satu timnya dan hal tersebut dikarenakan kerasnya suara vuvuzela di dalam stadion. Seperti halnya Messi, Romero menuding vuvuzela sebagai biang kerok blunder yang dilakukan Martin Demichelis. "Suara Anda tidak akan terdengar. Saya berteriak sekeras mungkin kepada dua pemain bertahan dan tak satu pun dari mereka yang bisa mendengar," papar Romero terkait gol yang diciptakan Korea Selatan sebelum pertandingan paruh pertama usai. "Hal sebaliknya terjadi. Pemain bertahan beberapa kali meminta saya untuk menjemput bola dan yang saya lakukan saat itu hanyalah memandang mereka. Saya harus meminta maaf dan menjelaskan saya tidak dapat mendengar sama sekali."

Berita Terkini Piala Dunia 201

Rabu, 16 Juni 2010

Punya Messi, Maradona Optimistis

Argentina dan Korea Selatan punya peluang bagus memastikan lolos saat kedua tim berhadapan. Diego Maradona yang menukangi 'Tim Tango' optimistis karena punya Lionel Messi.

Laga pertama Argentina dan Korsel sama-sama dijalani dengan kemenangan. Argentina mengalahkan Nigeria 1-0 sementara Korsel menggulung Yunani 2-0.

Dengan hasil itu Korsel berhak memuncaki klasemen sementara Grup B diikuti Argentina di posisi dua dengan poin sama-sama tiga. Maka saat kedua tim berhadapan, Kamis (17/6/2010), si pemenang akan punya enam poin dan bisa saja sudah memastikan satu tempat di 16 besar --dengan turut mempertimbangkan laga Yunani vs Nigeria.

Menghadapi laga ini, Maradona tampaknya cukup optimistis bisa mengatasi Korsel dan kembali mengantar Argentina meraih angka penuh. "Korea tak punya seorang Messi," tegas Maradona di Reuters.

"Mereka memang tangguh secara kolektif, cepat, punya tim bagus. Mereka harus dihormati, tapi kami akan menang. Kami tak tahu bagaimana caranya berspekulasi mengenai hasil," lanjut dia.

Maradona juga mengaku siap menghadapi strategi yang akan digunakan Korsel. Sebelumnya 'Tim Ginseng' disebut-sebut akan menggunakan pelanggaran taktis untuk membatasi penguasaan bola oleh Messi.

"Pelanggaran taktis sebenarnya adalah aset (buat kami) dan tergantung pada apa yang dilihat wasit, dia bisa menunjukan kartu kuning atau merah."

"Kami sendiri akan memainkan sepakbola gaya kami dan membiarkan wasit melakukan pekerjaannya," lantang Maradona. (dtc/krs)

Bursa Kini Jagokan Brasil


Beritabola.com Jakarta - Bursa taruhan langsung berubah setelah Spanyol menelan kekalahan di pertandingan pertamanya di Grup H dari Swiss. Kini yang paling dijagokan petaruh adalah juara dunia lima kali, Brasil.

Sejak memenangi Piala Eropa 2008 Spanyol mendominasi peta kekuatan sepakbola. Jauh-jauh hari sebelum Piala Dunia tahun ini digelar, La Furia Roja selalu berada di urutan teratas daftar tim favorit juara di bursa-bursa taruhan.

Namun, kekalahan 0-1 dari Swiss tadi malam, Rabu (16/6/2010)), membuat posisi mereka langsung turun. Iker Casillas dkk merosot ke urutan dua di rumah judi besar Inggris, Ladbrokes. "Seperti Spanyol yang lama," ulas juru bicara Ladbrokes dikutip Reuters.

Adalah Brasil yang naik peringkat menjadi yang paling diunggulkan. Di laga pertamanya tim Samba berhasil mengalahkan Korea Utara dengan skor 2-0.

Sejajar dengan Spanyol di tempat kedua adalah Argentina, yang di partai pertamanya menang 1-0 atas Nigeria -- petang ini akan menghadapi Korea Selatan. Inggris, Belanda dan Jerman diunggulkan di tempat ketiga, diikuti Belanda, Prancis dan Portugal.

Karena Piala Dunia baru satu minggu, tentu saja akan terus ada perubahan sampai babak-babak akhir.

Perkembangan terajhir bursa favorit juara versi Ladbrokes:

Brasil 4-1
Spanyol 5-1
Argentina 5-1
Inggris 7-1
Belanda 7-1
Jerman 7-1
Italia 16-1
Prancis 25-1
Portugal 33-1
(dtc/a2s)

Selasa, 25 Mei 2010

Menguji Formasi, Atur Strategi, Jaga Kondisi!


PEKAN ini khususnya, tim-tim kontestan Piala Dunia (PD) 2010 di Afrika Selatan (Afsel) yang bakal segera menggelar kickoff dalam dua pekan ke depan, tengah sibuk-sibuknya bersiap. Sebagian besar tim bahkan menjalani jadwal pertadingan ujicoba yang cukup padat dalam pekan ini, selain dari agenda latihan bergaya training camp. Tujuannya semua sama: demi menggapai sukses dalam penampilan di Afsel nanti.

Dalam agenda pemusatan latihan maupun ujicoba yang dijalani, hampir bisa dipastikan bahwa salah satu fokus pelatih adalah menemukan formasi terbaik timnya, sekaligus memantapkan strategi permainan - yang biasanya sudah diperkenalkan sejak lama - untuk di Afsel mendatang. Peningkatan kekompakan antar pemain dan pemaksimalan kondisi mental juga menjadi sasaran lainnya. Sebaliknya, para pelatih juga biasanya akan menekankan kepada para pemainnya untuk menjaga kebugaran (fisik) mereka.

Sejauh ini pula, dari beberapa periode latihan maupun ujicoba yang sudah dijalani, beberapa tim agaknya sudah mulai bisa menemukan satu-dua kesimpulan akhir. Namun sebaliknya, ada juga yang masih bingung dan perlu mengejar peningkatan. Ada yang sudah yakin dan positif dengan daftar skuad maupun susunan pemainnya, ada pula yang masih tetap mencari-cari struktur terbaik. Bagaimanapun itu dilakukan, yang jelas paling lambat 1 Juni nanti, daftar maksimal 23 pemain di masing-masing tim sudah harus diterima FIFA.

Inggris adalah salah satu tim yang baru saja menyelesaikan sebuah pertandingan ujicoba pentingnya, yakni kontra Meksiko yang notabene adalah sesama kontestan di PD 2010 ini. Seperti dilaporkan kontributor Jawa Pos Group, Nurani Susilo, dari London, Inggris memang berhasil menaklukkan Meksiko dalam laga ujicoba itu. Namun meski menang, penampilan tim berjuluk Three Lions itu dinilai masih kurang meyakinkan. Kemenangan 3-1 itu, bahkan disebut tak mampu menggugah mood penonton di stadion maupun di rumah, berikut juga media Inggris. Artinya, Three Lions masih jauh dari harapan.

Mengapa? Problemnya mungkin ada di bangku cadangan Inggris. Di deretan kursi itu, tampak duduk beberapa pemain dengan memakai jas hitam rapi. Kebijakan ini diambil pelatih Fabio Capello, mengingat ada beberapa pemain yang baru saja tampil di final Piala FA pada 15 Mei lalu. Itulah yang kemudian memaksa kuartet Chelsea seperti John Terry, Frank Lampard, Ashley Cole dan Joe Cole, serta kiper Portsmouth David James, hanya bisa menjadi penonton dari pinggir lapangan. Mereka pun duduk manis mengenakan jas hitam Marks&Spencer yang menjadi salah satu sponsor resmi tim Inggris di PD kali ini.

Absennya nama-nama besar asal Chelsea dan penjaga gawang Portsmouth itu, dipandang sebagai alasan utama kurang mantapnya penampilan Inggris kemarin. Soalnya di lini belakang misalnya, tak ada komandan yang bisa menghadirkan ketenangan. Inggris juga jadi minim pergerakan dari sayap lantaran tak ada Ashley Cole. Sementara, lini depan kurang mendapat suplai umpan matang, yang biasanya disodorkan Lampard maupun Joe Cole.


Sementara, terlepas dari absennya para pemain itu, media dan publik Inggris pun menyoroti kinerja punggawa yang tampil. Ledley King misalnya, menjadi salah satu sorotan utama. Dipasangnya pemain Tottenham Hostpurs itu ibarat pertaruhan bagi Capello, setelah beberapa lama ia mengalami cedera lutut kanan. "Bulletin Ledley King" adalah istilah di media Inggris menyebut berita mengenai perkembangan cedera pemain tengah tersebut. Namun untungnya, keputusan Capello menyertakan King bisa terbayar, karena selain tampil penuh 90 menit, dia juga menyumbang satu dari tiga gol Inggris (dua lainnya dicetak Peter Crouch dan Glen Johnson, Red).

Lalu, bagaimana dengan perkembangan tim lainnya? Ada yang cukup gembira dengan progresnya, ada pula yang tidak. Jerman misalnya, yang baru saja kehilangan pilar utamanya, Michael Ballack, lantaran cedera pekan lalu, masih terus dirundung malang dengan cederanya pemain lain. Kai ini, ada gelandang Christian Traesch, yang menjadi pemain ketiga setelah kiper utama Rene Adler dan Ballack, yang dipastikan out dari skuad bentukan pelatih Joachim Loew. Traesch bahkan harus segera meninggalkan camp latihan timnas Jerman di Eppan, Italia Utara, akibat cedera engkel kanan, saat ujicoba melawan klub lokal South Tirol.

"Memang benar, Christian Traesch tidak bisa membela Jerman dalam PD 2010. Ini kehilangan besar, dan kami sangat menyesal," ungkap asisten pelatih Jerman, Hans-Dieter Flick, dalam konferensi pers resmi yang dikutip Associated Press.

Perkembangan tidak bagus juga dirasakan oleh Portugal, yang nyatanya masih belum bisa menampilkan permainan impresifnya. Jangankan impresif, semifinalis PD 2006 itu bahkan harus dibuat malu, saat menghadapi "negeri kurcaci" Cape Verde di Stadion Covilha, Selasa (25/5) dinihari kemarin WIB. Bagaimana tidak malu? Portugal yang ranking tiga dunia harus gagal membobol gawang negara dengan ranking 117 dunia!

Hasil imbang 0-0 itu jelas sangat mengecewakan bagi Portugal. Apalagi Portugal menurunkan kekuatan terbaiknya, mulai dari Cristiano Ronaldo, Nani, Deco, hingga Ricardo Carvalho. "Kami masih di awal. Kami masih belum siap," kelit Ronaldo, striker sekaligus kapten tim Portugal, yang di pertandingan itu sebenarnya tampil full, sebagaimana dilansir Daily Telegraph.

Bagi Portugal, hasil ini nyaris bertolak belakang dengan apa yang digapai Argentina, dalam gelar ujicoba lainnya yang dilaksanakan pada waktu hampir bersamaan. Ya, Tim Tango justru tercatat meraih kemenangan kelimanya tahun ini, lewat kemenangan lima gol tanpa balas atas Kanada, di Stadion El Monumental. Ini sekaligus membuat Argentina memelihara rekor hasil 100 persen-nya dalam laga yang dilakoni sepanjang 2010. Kemenangan atas Kanada itu pun tak bisa dibilang tidak penting, lantaran Tango meraihnya minus sang bintang utama, Lionel Messi, yang diistirahatkan demi pemulihan memar di lutut kanannya yang didapat ketika latihan.

Lainnya? Ada timnas Spanyol yang merasa makin pede, dengan sudah bergabungnya kapten serang Arsenal, Cesc Fabregas, saat memulai pemusatan latihan di Las Rozas, Madrid, kemarin pagi. Masalahnya, selama ini Spanyol memang sempat dibayangi kekhawatiran kalau gelandang lincah itu tak akan bisa sembuh tepat waktu, setelah mengalami cedera retak fibula, Maret lalu. Sementara dari Prancis, diberitakan bahwa pelatih Raymond Domenech sudah memastikan 23 nama tetap yang akan dibawanya ke Afsel, kendati masih punya waktu lima hari sebelum deadline penentuan skuad itu. Ia menegaskan bahwa nama ke-23 pemainnya yang sudah berkumpul di Tignes saat ini tidak bisa berubah lagi.

Hari ini sendiri, masih akan ada sejumlah pertandingan ujicoba yang melibatkan berbagai negara. Demikian juga dengan besok, serta mungkin sepanjang akhir pekan dan pekan berikutnya. Semua ingin memaksimalkan keberadaan timnya, demi sukses dalam berlaga kelak di Afrika. Sementara, hari demi hari tersisa jelang laga perdana pun, terus berlalu nyaris tanpa terasa. Maka penonton pun bersiaplah, karena demam Piala Dunia sudah tiba! (*/ito/jpnn)

Agenda Ujicoba Internasional

Rabu, 26 Mei 2010
-USA v Rep. Ceko
-Moldova v Azerbaijan
-Uruguay v Israel
-Turki v Irlandia Utara

Kamis, 27 Mei 2010
-Belanda v Meksiko (siaran langsung TV One pukul 01.00 WIB)
-Estonia v Kroasia
-Prancis v Kosta Rika
-Belarus v Honduras
-Denmark v Senegal
-Afrika Selatan v Kolombia

Sabtu, 22 Mei 2010

Milito Antar Inter Memimpin


Liputan6.com, Madrid: Inter Milan mendekatkan diri menuntaskan ambisi merebut gelar treble setelah memimpin 1-0 pada laga final Liga Champions di Santiago Bernabeu, Madrid. Inter memimpin pada menit ke-35 melalui kaki Diego Milito.

Menerima umpan jauh Julio Cesar, Milito bekerjasama dengan Wesley Sneijder yang kemudian menyediakan assist yang dituntaskan dengan dingin oleh striker Timnas Argentina tersebut. Gol kelima Milito di Liga Champions musim ini.(DIM)